“Perhimpunan
Rakyat Pekerja”
Oleh : Nurdiyansayah
Sekretaris Kabupaten Polman
Mengapa
Penting bagi kita untuk memiliki dan mempraktekkan cara berfikir dan bekerja
yang benar?
Cara berfikir yang benar
akan menjadikan kita mampu untuk mengerti dan memahami kebenaran dari
kenyataan. Cara berfikir yang benar akan membuat kita memiliki panduan bekerja
yang tepat sehingga pada akhirnya kita dapat bekerja dengan benar. Cara
berfikir yang belum benar menjadikan kita tidak dapat memahami secara
sebenar-benarnya kenyataan dari persoalan yang dihadapi.
Misalnya, ada suatu
permasalahan di sekolah mengenai guru yang seenaknya membuat peraturan yang
harus ditaati oleh siswa, sementara dia sendiri tidak dapat diganggu gugat
ketika melakukan tindakan yang merugikan siswa. Ada suatu cara berfikir yang
mengatakan bahwa itu adalah suatu hal yang wajar, karena guru adalah orang yang
akan memberikan ilmu, orang yang sibuk, orang yang dibutuhkan siswa sementara guru
tidak membutuhkan siswa. Bahwa hal tersebut adalah suatu kewajaran. Cara
berfikir seperti inilah yang menjadikan siswa sama sekali tidak mempunyai hak
yang harus dipenuhi oleh sekolah, padahal salah satu kewajiban selalu diselesaikan,
yaitu membayar SPP. Siswa tidak dapat dengan terang melihat bahwa hal tersebut
diakibatkan belum demokratisnya penyelenggaraan pendidikan di sekolah, korupnya
birokrasi sekolah, dan belum berpihaknya Negara dan birokrasi sekolah terhadap rakyat,
terutama siswa.
Hal seperti ini akan
menjadikan siswa sama sekali tidak berkembang kemampuannya, terbelakang pola
fikirnya, dan akan selalu dilecehkan hak-hak demokratisnya sekolah. Sehingga
pada prakteknya mayoritas siswa belum terdorong untuk bergerak dan
mengorganisasikan diri guna menuntut hak-hak demokratisnya yang seharusnya
dipenuhi oleh birokrasi sekolah dan Negara. siswa lebih banyak asyik ‘menikmati
ketertindasannya’, dengan mengatakan : habis, mau apalagi? Inilah, hasil dari
sistem pendidikan nasional kita.
Apa
tujuan kita berfikir yang benar
Tujuan
kita memiliki pola fikir yang benar adalah selain untuk mengetahui realitas
yang ada secara terang dan benar, juga yang lebih penting
agar kita memilki panduan untuk bergerak, panduan bekerja untuk menuntut hak-hak
demokratis kita di sekolah dan memperbaiki keadaan ke arah yang lebih baik,
yaitu terwujudnya demokratisasi sekolah, pendidikan yang terjangkau bagi rakyat
yang miskin (anak buruh, anak tani, anak kaum miskin perkotaan), pendidikan
yang ilmiah dan mengabdi kepada rakyat, dan terwujudnya demokrasi sejati di
Indonesia. Tidak ada gunanya hanya sekedar mengerti bahwa ada suatu
permasalahan di sekolah dan di masyarakat tanpa kita melakukan apa-apa untuk
merubahnya !!!
Lalu,
apakah yang menentukan kesadaran sosial sekarang
Kesadaran
sosial seseorang ditentukan oleh keadaan sosialnya.
Seorang pemilik modal atau kapitalis akan selalu berfikir bagaimana memperbesar
keuntungannya karena keadaan sosialnya sebagai pemilik modal yang apabila ingin
survive harus menghisap dan mencuri tenaga kaum buruh. Seorang tuan tanah akan
berfikir bagaimana mempertahankan kepemilikan tanahnya yang luas dan
mendapatkan keuntungannya dari situ, sekalipun harus menindas kaum tani.
Demikian
juga dengan siswa. Keadaan sosial siswa dimana mayoritasnya mendapatkan subsidi
dari orang tua, orang tua yang berkecukupan, lingkungan keluarga dan sekolah
yang individualistis dan belum demokratis, ditambah dia tidak aktif dalam organisasi yang demokratik, akan
menciptakan kesadaran siswa yang individual, malas, tidak mau kritis dan tidak
mempunyai keberpihakan yang jelas terhadap suatu permasalahan. Bahkan
ketika lulus akan menjadi penindas-penindas baru. Karena pada hakikatnya, alam
berfikir siswa dilingkupi oleh keinginan untuk memiliki dan menumpuk-numpuk
kekayaan secara pribadi, inilah makanya siswa dalam klas-klas sosial masyarakat
sering dimasukkan ke dalam golongan borjuis kecil. Apabila si siswa mendapatkan
pendidikan yang kritis terhadap realitas, dibesarkan dalam kultur yang
demokratis, aktif dalam organsiasi yang konsisten dalam memperjuangkan hak-hak siswa
dan juga rakyat pada umumnya (yaitu FMN), akan menciptakan kesadaran dan
tindakan yang maju dan progressif dari si siswa itu sendiri.Dari mana datangnya
pikiran yang benar
Pikiran
yang benar tidak datang secara tiba-tiba dari langit.
Tidak mungkin sesorang duduk bertapa atau menyendiri di sebuah tempat sepi lalu
tiba-tiba mendapat pikiran yang benar. Pikiran
yang benar didapatkan dari hasil refleksi manusia atas praktek sosialnya.
Praktek sosial yang dimaksud disini adalah praktek berproduksi, perjuangan
klas, dan percobaan ilmiah.
Praktek
berproduksi
Praktek
produksi adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan primernya.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia perlu mendapatkan barang (sumber
daya) dari alam. Tidak cukup hanya di situ, tetapi sumber daya alam yang
didapatkan harus diolah agar menjadi barang yang dapat digunakan. Inilah yang
disebut praktek produksi itu, merubah nilai dan fungsi suatu barang agar dapat
digunakan. Praktek produksi ini yang
menciptakan ide dan pengetahuan umat manusia. Seorang petani memperoleh pikiran
yang benar tentang produksi pertanian setelah dia melakukan praktek
bertahun-tahun tentang bercocok tanam, memelihara bibit, dsb. Seorang siswa mendapatkan pikiran yang
benar tentang cara mendapatkan nilai yang bagus, setelah terlebih dahulu
berpraktek dalam beberapa kali ujian yang diselenggarakan di sekolah.
Perjuangan
klas
Begitu juga kita akan
mendapatkan pikiran yang benar apabila kita terlibat langsung di dalam
perjuangan umat manusia. Hakikat perjuangan umat manusia untuk mencapai
kesejahteraannya adalah perjuangan kelas, karena dalam masyarakat sekarang
terdapat kelas-kelas sosial yang selalu bertentangan satu sama lain. Kita akan
tahu bagaimana memperjuangkan kepentingan massa siswa apabila kita terjun
langsung dalam memperjuangkan hak-hak demokratis siswa. Tanpa terjun langsung
ke dalam perjuangan massa siswa, kita tidak akan pernah tahu apa yang menjadi
penyebab mahalnya pendidikan, tidak bermutunya pendidikan kita, tidak
demokratisnya penyelenggaraan pendidikan, dsb. Hanya dengan terlibat langsung
di dalam perjuangan massa siswa-lah kita dapat mengerti hal tersebut dan
bagaimana agar tujuan perjuangan kita tercapai.
Percobaan
ilmiah
Percobaan ilmiah-lah yang
akan mengantarkan kita pada suatu kesimpulan bahwa pendapat kita atau dugaan
kita terhadap suatu hal adalah benar. Setiap teori yang kita dapatkan di
sekolah kuliah haruslah kita percaya setelah dapat terwujud dalam kenyataannya.
Kalau teori yang menyatakan bahwa ekonomi Pancasila akan mengantarkan
kemakmuran adalah salah, maka teori tersebut tidak ilmiah karena tidak terbukti
dan harus diganti.
Bagaimana
juga dengan pengetahuan?
Pengetahuan
manusia juga berasal dari praktek sosial. Prakteklah yang menciptakan atau
melahirkan pengetahuan. Dan prakteklah yang akan menguji apakah pengetahuan
yang kita miliki adalah benar dan ilmiah. Oleh karenanya, praktek menempati kedudukan yang penting dan primer.
Kalau ingin mendapatkan pengetahuan yang hakiki, maka berprakteklah terlebih
dahulu ! Sejarah membuktikan, bahwa setiap penemuan–penemuan atau teori-teori
baru, adalah hasil dari sebelumnya berpraktek terlebih dahulu.
Pengetahuan
sendiri ada dua tingkat. Pertama pengetahuan sensasional dan pengetahuan
rasional.
Pengetahuan
sensasional
Adalah
pengetahuan tentang sesuatu yang sifatnya permukaan, fenomena atau gejala saja.
Pengetahuan ini didapatkan dari panca indera. Misalnya bahwa kita melihat bahwa
kondisi sekolah kita sangat minim failitas. Pengetahuan sensasional hanya tahu
bahwa sekolah kita sangat minim fasilitas dan belum dapat mengetahui apa
penyebab dari minimnya fasilitas tersebut, apa dampaknya terhadap siswa, dsb.
Pengetahuan
rasional
Pengetahuan rasional sudah
lebih dalam, membahas isi dan hakikatnya. Artinya kita menganalisa mengapa sekolah
kita sangat minim fasilitas. Dari hasil pengamatan kita, lalu kita melakukan
penyelidikan sosial (investigasi), melakukan penyimpulan-penyimpulan yang
dipandu teori, lalu mengujinya pada percobaan ilmiah atau praktek. Dari hasil
tersebut, maka kita mengetahui bahwa minimnya fasilitas sekolah karena sekolah
yang kurang dana, Kekurangan dana tersebut karena subsidi untuk pendidikan
dicabut terus menerus dan anggarannya dikorupsi oleh pemerintah. Hal tersebut
akibat dari pemerintah yang lebih mementingkan untuk membayar hutang terhadap
pihak asing, dimana sebenarnya hutang merupakan skema intervensi dan penguasaan
secara ekonomi dan politik terhadap Negara kita. Inilah penjajahan gaya baru,
atau imperialisme itu. Jadi, dalam hal ini pemerintah masih menjadi kaki tangan
pihak asing, atau disebut komprador. Jadi, ada hubungan antara minimnya
fasilitas sekolah kita dengan imperialisme. Ada suatu saling hubungan antara
kondisi suatu materi dengan masteri yang lain. Inilah pengetahuan yang
rasional, yaitu ilmiah dan objektif.
Sumber pengetahuan ada yang
kita dapatkan secara langsung ada yang tidak langsung. Pengetahuan yang
langsung yaitu dari hasil praktek sosial kita sendiri. Sedangkan pengetahuan
tidak langsung dari hasil refleksi atau kita mendengar, melihat atau membaca
serta menganalisa hasil praktek dari orang lain. Misalnya, apabila kita ingin
mengetahui pengorgansiasian yang benar, maka kita merefleksikan kerja
pengorgansasian kita terdahulu. Inilah yang kita sebut dengan pengetahuan yang
langsung, yaitu pengetahuan yang didapatkan dari hasil praktek kita sendiri. Pengetahun yang tidak langsung kita dapatkan
setelah kita membaca buku atau tulisan yang ditulis oleh sesorang tentang
pengorganisasian. Tentu, sumber pengetahuan langsung lebih utama dari sumber
pengetahuan tak langsung.
Jadi,
apa yang dimaksud dengan cara berfikir yang benar?
Cara
berfikir yang benar adalah cara berfikir yang sesuai dengan kenyataan yang
kongkret, tidak berfikir sesuai dengan keinginan atau pikiran sendiri yang
sifatnya subyektif, karena pada dasarnya ide atau pikiran berasal dari materi
atau kenyataan. Ada
beberapa prinsip yang penting dan menjadi dasar dalam berfikir yang benar,
yaitu :
1. Antara satu hal dengan hal yang lainnya
memiliki saling hubungan yang kongkret. Tidak bisa dipisahkan antara kondisi di
suatu tempat dengan kondisi di lain tempat. Misalnya, mahalnya biaya pendidikan
di kampus kita, mempunyai hubungan dengan kebijakan negara yang mencabut
subsidi untuk pendidikan. Negara mencabut subsidi pendidikan karena desakan
dari negara imperialis seperti AS untuk meliberalisasi (menswastakan) pendidikan.
Jadi, ada hubungan yang kongkret antara mahalnya biaya pendidikan di sekolah
kita dengan imperialisme.
2. Segala sesuatu selalu dalam keadaan
yang berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini berarti segala sesuatu
pasti berubah, tidak ada yang kekal, sama dan diam. Seperti manusia yang
mengalami perubahan, dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, tua, dan meninggal.
3. Perubahan atau perkembangan bergerak ke
arah yang lebih maju dan bersegi hari depan. Perkembangan tidak akan bergerak
mundur, atau kita mengharapkan kembali pada masa yang lalu, dengan kondisi yang
sama.
4. Perubahan atau perkembangan sesuatu
ditentukan oleh faktor dalam atau kekuatan internal. Bukanlah faktor luar yang
menentukan perubahan. Sebuah telur berubah menjadi anak ayam karena pergerakan
unsur-unsur kehidupan yang ada di dalam putih dan kuning telur. Keberhasilan
perjuangan FKSP di sekolah dalam memperjuangkan hak-hak demokratis mahasiswa
bukanlah ditentukan oleh dosen, rektor, gubernur, atau menteri, tetapi oleh
kekuatan massa pemuda-mahasiswa yang terhimpun dalam FMN ! Keberhasilan rakyat
Indonesia dalam menghancurkan sisa-sisa feodalisme dan mengusir imperialisme
adalah hasil dari kekuatan internal rakyat Indonesia itu sendiri !
Bagaimana
agar kita dapat memiliki cara berfikir yang benar?
1. Terlibat
langsung dalam praktek sosial.
Jika
kita ingin memiliki pikiran yang benar tentang persoalan siswa dan sistem
pendidikan, maka kita harus terlibat langsung dalam kehidupan dan perjuangan
pemuda/mahasiswa dan mahasiswa.
2. Membangun
tradisi penyelidikan social (pengeidentivikassian/investigasi lapangan secara
langsung).
Jika kita ingin memiliki
pikiran yang benar tentang kenyataan maka kita harus mau untuk menyelidiki
kenyataan sosial yang ada. Jika kita ingin mengetahui bagaimana kondisi
pendidikan di kampus, maka kita harus melakukan penyelidikan (investigasi)
terlebih dahulu.
3. Membiasakan
diri untuk berfikir hati-hati dan dari banyak segi tentang segala sesuatu (Out
dan Input.
Bagaimana
agar kita dapat bekerja dengan benar
Segala keputusan dan
pekerjaan haruslah didasarkan pada situasi yang kongkret. Tanpa itu kita akan
menghadapi kegagalan. Keberhasilan pekerjaan dalam melakukan aksi penolakan
kenaikan SPP di kampus, ditentukan oleh sejauh mana kita menganalisa kondisi
kampus, berapa jumlah massa yang terlibat dan mendukung aksi kita, dan
bagaimana kepemimpinan FMN di kampus tersebut.
Hal
lainnya adalah keteladanan dalam melakukan pekerjaan
(disipliner). Apabila FMN di suatu kampus tetap secara konsisten dalam memperjuangkan
kepentingan mahasiswa, maka mahasiswa di kampus kita dan di kampus lain pasti
akan mendukung dan tertarik untuk bergabung bersama FMN.
0 komentar:
Posting Komentar