Kurikulum dalam pendidikan formal
sekarang ini melalui kesepahaman dan kesepakatan pemerintah tanpa melihat
bakat-minat dan potensionalisasi kreativitas yang dimiliki oleh peserta didik,
teori yang dirangkum oleh pemerintah dan dipraktekkan di berbagai
sekolah-sekolah, adapun sekolah-sekolah yang tidak memakai kurikulum pemerintah
kebayakan sekolah ini berbentuk swasta seperti pesantren-pesantren dan lembaga
pendidikan lainnya, tetapi dengan segala aktivitas pendidikan berada pada
kontrol negara, jadi mau tidak mau secara struktur pendidikan negara,
pondok-pondok pesantren ini didalam penempatan kurikulumnya harus memihak dan
mendukung ideologi negara. Maka tidak heran jika pondok-podok pesantren
sekarang sangat mendukung pemerintah dalam bentuk apapun bahkan dalam sekolah
komunismepun akan diikuti oleh pondok pesantren ketika sistem komunisme di
terapkan di negaa ini.
Tulisan ini sangat provokatif untuk
membangkit semangat kritisisme anak bangsa yang katanya adalah seorang agen
perubah untuk masa depan yang cerah dalam sistem yang anti neolib-kapitalis,
dan pro terhadapa pemerintahan yang mensejahtrahkan rakyatnya.
Aku menantang siapapun yang mau
menantang diskusi tentang sistem pendidikan yang harus di terapkan pada
sokolah-sekolah bangsa ini yang terdiri dari beberapa pulau, dan beberapa pulau
itu berbeda-beda sukunya dan berbeda pula cara penyampain atau proses
transformasi pemikirannya. Harus bersandarkan pada sejarah bangsa mereka
sendiri dalam negara yang menganut sistem sentralisme demokratis.
Ini adalah pemikiran subjektif saya
dalam memandang sistem pendidikan hari ini, mau dibantah atau tidak terserah
tetapi harus dengan alasan yang ilmiah. Karena saya telah menguraikan
subjektivitas pemikiran maka saya harap ada objektivitas penjelasan
balasannya..!! vis…karena tanpa adanya objektivitas dan subijektivitas maka
teori yang mendekati kesempurnaan takkan pernah terjadi.
“BELAJAR SELAGI MUDAH
BERJUANG SELAGI BISA”
By bustamin tato
0 komentar:
Posting Komentar