Senin, 08 September 2014

BANGUN SEKOLAH RAKYAT YANG ANTI PENINDASAN DAN PENGHISAPAN MANUSIA ATAS MANUSIA


Perjalanan seorang santri yang hidup dalam hegemoni keluarga dibawah kontrol negara penyembah berhala neolib, sudah tertanam di kepala para santri pondok pesantren, meskipun sejarah munculnya pondok pesantren yang diawali oleh hegemoni tandingan yang dilakukan para priyai islam terhadap pendidikan dan penjajahan kolnial pada waktu itu, namun dengan dominasi hegemoni kapitalistik sangat besar pengaruhnya di bangsa ini mengalahkan, sekolah-sekolah/pondokan-pondokan. Mengapa terjadi hal demiakian.?? Pertanyaan ini harus kita jawab dan diskusikan secara bersama oleh rakyat dan para intelektual hari ini.  
Kurikulum dalam pendidikan formal sekarang ini melalui kesepahaman dan kesepakatan pemerintah tanpa melihat bakat-minat dan potensionalisasi kreativitas yang dimiliki oleh peserta didik, teori yang dirangkum oleh pemerintah dan dipraktekkan di berbagai sekolah-sekolah, adapun sekolah-sekolah yang tidak memakai kurikulum pemerintah kebayakan sekolah ini berbentuk swasta seperti pesantren-pesantren dan lembaga pendidikan lainnya, tetapi dengan segala aktivitas pendidikan berada pada kontrol negara, jadi mau tidak mau secara struktur pendidikan negara, pondok-pondok pesantren ini didalam penempatan kurikulumnya harus memihak dan mendukung ideologi negara. Maka tidak heran jika pondok-podok pesantren sekarang sangat mendukung pemerintah dalam bentuk apapun bahkan dalam sekolah komunismepun akan diikuti oleh pondok pesantren ketika sistem komunisme di terapkan di negaa ini.   
Tulisan ini sangat provokatif untuk membangkit semangat kritisisme anak bangsa yang katanya adalah seorang agen perubah untuk masa depan yang cerah dalam sistem yang anti neolib-kapitalis, dan pro terhadapa pemerintahan yang mensejahtrahkan rakyatnya.
Aku menantang siapapun yang mau menantang diskusi tentang sistem pendidikan yang harus di terapkan pada sokolah-sekolah bangsa ini yang terdiri dari beberapa pulau, dan beberapa pulau itu berbeda-beda sukunya dan berbeda pula cara penyampain atau proses transformasi pemikirannya. Harus bersandarkan pada sejarah bangsa mereka sendiri dalam negara yang menganut sistem sentralisme demokratis.
Ini adalah pemikiran subjektif saya dalam memandang sistem pendidikan hari ini, mau dibantah atau tidak terserah tetapi harus dengan alasan yang ilmiah. Karena saya telah menguraikan subjektivitas pemikiran maka saya harap ada objektivitas penjelasan balasannya..!! vis…karena tanpa adanya objektivitas dan subijektivitas maka teori yang mendekati kesempurnaan takkan pernah terjadi.

“BELAJAR SELAGI MUDAH BERJUANG SELAGI BISA”
By bustamin tato

0 komentar:

Posting Komentar