This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Kamis, 11 September 2014
Cara Berfikir Dan Bekerja Yang Benar
PENDIDIKAN KITA HARI INI

Kenapa Negeri kaya tapi Masyarakatnya Miskin
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
……..(Bimbo)
Sepenggal bait lagu yang dinyayikan kelompok anak negeri yang mencoba memahami kekayaan negerinya. Lagu ini menunjukkan betapa kaya dan suburnya negeri ini dan menjadi kebanggaan yang luar biasa untuk anak bangsa, sehingga menimbulkan pengharapan-pengharapan akan kesejahteraan dan kemakmuran yang akan di dapat di tanah yang subur dan kaya.
Jika mau dirujuk dan melihat dengan kondisi hari ini, dimana kemiskinan meraja lela di setiap lini kehidupan, seyogyanya negeri yang kaya ini mampu memberikan jawaban yang pasti akan kehidupan manusia yang hidup di dalamnya.
Pertanyaan sedernaha kenapa dengan kekayaan alam yang luar biasa, tapi kenapa masyarakatnya masih banyak hidup dalam garis kemiskinan?
Indonesia dilihat dari geografisnya berada di dua benua yaitu benua Asia dan Australia dan diapit dua samudera yaitu samudera pasifik dan atlantik. Dengan kondisi ini, tentunya sangat menguntungkan Indonesia secara politik, ekonomi dan keamanan. Indonesia juga memiliki garis pantai yang panjang, memiliki sumber daya air yang luar biasa. Memiliki hutan tropis 39,549,447 hektar, dengan memiliki hutan yang luar biasa besar bisa menjadi bagian dari penelitian dan pemanfaatan plasma nuftahnya. Indonesia juga memiliki pulau-pulau subur,ada 5 pulau terbesar di Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah ruah,baik hutan dan lahan pertanian, serta mineral-mineral seperti batu mulia, emas, tembaga, gas, minyak bumi sehingga rasanya tidak masuk akal jika masyarakatnya miskin. Dari segi budaya, dengan memiliki banyak suku bangsa, maka akan lahir kekhasan-kekhasan masing suku bangsa, yang itu menjadi kekayaan sendiri negeri ini.
Dilihat dari penduduk,dengan jumlah penduduk tahun 2008 sebesar 237,359,436 juta jiwa,dengan jumlah angkatan kerja tahun 2007 data BPS 108,13 juta. Jika melihat dengan sumber daya alam yang luar biasa kaya dan jumlah angkatan kerja yang tersedia, yang memiliki etos kerja tidak perlu diragukan lagi, Tapi kenapa masyarakatnya miskin dan pengangguran masih banyak terdapat di setiap wilayah tanah air?.
Indonesia juga dikenal sebagai Negara Agraris, yang berarti mayoritas masayarakat adalah Petani, secara persentase yaitu 65% dari populasi penduduk Indonesia, Tapi mengapa petani kita tetap miskin dan terasa aneh masih terdapat kelaparan, gizi buruk, busung lapar di setiap daerah?.
Kemiskinan yang di alami petani yang merupakan penghasil sumber protein buat rakyat Indonesia sangat meyedihkan. Kemiskinan yang di alami oleh petani tidak bisa di lepaskan dari kebijakan pembangunan yang tidak berpihak kepada kaum tani.Petani hanya menjadi objek kebahagian orang-orang kaya dan para pejabat yang korup,
Penderitaan kaum tani,sudah bermula dari jaman kerjaan-kerajaan,dimana kaum tani menggarap lahan pertanian,yang kemudian hasilnya di serahkan pada para raja.Begitu juga di masa VOC colonial Belanda,di mulai dari gubernur jendral Dendles,Rafles sampai dengan van den Bosc (STP). Di jaman Sistem Tanam Paksa pemerintah Belada mampu membayar utang perang di eropa,dan mampu membangun industry di Negara Belanda.Proses Penindasan yang di lakukan oleh Pemerintah Belanda pada masa colonial tidak bisa di lepaskan dengan kerja sama yang baik dengan kerajaan yang ada.Belanda yang lebih focus pembangunan pada perkebuan,sehingga memerlukan tanah yang luas,tenaga kerja masal,nah yang mampu untuk memenuhi kepentingan Colonial Belanda hanya para raja-raja/Tuan-tuan Feodal,sehingga banyak sekali tanah-tanah petani yang di rampas,yang kemudian petani di perkerjakan di lahan perkebunan-perkebunan yang di buka oleh Belanda.Pada massa STP di kenal dengan 2 sistem yaitu sistem serah paksa dan serah wajib. Ketika Belanda Mengeruk keuntungan yang sangat lauar biasa.di satu sisi 1/3 masyarakat mati dan kelaparan serta di serang berbagai masam penyakit.
Kemerdekaan Indonesia yang menjadi mimpi semua orang di harapkan mampu membawa perubahan yang sangat baik terutama untuk kaum tani. Itulah mimpi dari kaum tani yang merupakan soko Guru Pembangunan dan pembuat sejarah perlawanan panjang melawan Kolonial Belanda.
Ternyata mimpi hanya mimpi. Penindasan terhadap kaum tani dengan perampasan tanah yang di lakukan pemerintah membaut petani semakit sulit. Dengan Alasan “Demi pembangunan” maka pemerintah semena-mena mengeluarkan kebijakan yang lebih berpihak pada pengusaha-penguasaha Kapitalis. Pada masa Rezim Soeharto,Tahun 1967 telah di keluarkannya UU investasi no 1 th 1967. Yang kemudian di ikuti UU HPH,Migas, yang mana UU tersebut mengesampingkan Hak-hak petani,terutama pengusahan atas tanah. Bahkan melanggar HAM baik social ekonomi dan budaya. Dengan masuknya investasi yang kapitalistik sehingga meyebabkan tanah yang di kuasai Petani menjadi bernilai komersil
Kondisi Petani saat ini
Perubahan nilai tanah,sebagai fungsi social dan ekonomi subsiten petani menjadi kapitalisme Tanah (Agraria) di pedesaan,bersamaan dengan terjadinya perubahan kekuasan Negara, Komersilisasi dan eksploitasi Sumber daya agrarian. Dominasi Negara dan capital dalam mengelola sumber agraria dan tata kelola lahan pertanian yang lebih mengedepankan kepentingan pasar internasiaonal atau exsport, yang meyebabkan terjadinya ketimpangan atas pengusahan tanah yang semakin lebar.
Dampak pengaruh kapitalisme kepada masyarakat pedesaan yang jelasa terlihat dari proses hilangnya kemandirian petani dalam mengusahakan system produksinya,dimana semua sarana produksi telah di sediakan seperti bibit,pupuk dan obat-obatan. Hal ini bertujuan untuk efektifitas dan merasionalisasikan kerja petani yang bertujuan pada profit.
Selain itu petani juga di paksa pada sertifikasi yang meyebabkan petani terpecah-pecah tanpa memiliki perlindungan dan kelembagaan –kelembagaan tradisional mereka. Sertifikasi petani muncul akibat masuknya system kapitalisme (Hayami dan Kikuchi1978). Dampak dari ini terjadi komersilisasi pertanian dan banyaknya petani yang tak bertanah,serta lemahnya hubungan social yang berprinsip pada hubungan tradisional.
Kondisi diatas menjelaskan ,dimana Negara sebagai gerulator dari banyak kebijakakan yang meyebabkan kemiskinan petani dan terjadi konflik. Serta beralihnya petani menjadi buruh tani.
Konflik-konflik yang terjadi karena perebutan sumber daya agrarian yang telah diusahakan oleh rakyat,kasus –kasus terlihat dari peralihan tanah-tanah pertanian yang di Tanami komoditas pangan ke pariwisata,perkebunan skala besar,pertambangan, proyek PIR trans.
Peralihan tanah pertanian rakyat yang sangat signifikat baik dari rezim soeharto sampai dengan rezim SBY,membuat kaum tani kehilangan hak atas tanah dan meningkatkan kemiskinan hampir semua pedesaan,serta meningkatnya pengagguran yang mencapai 40 juta,dimana 40% nya berada di pedesaan. Peralihan tanah petani yang di dukung kuat oleh pemerintah menciptakan monopoli tanah yang sangat luar biasa. Tetap sama pada masa colonial,bahwa 80% sumber daya alam Indonesia untuk kebutuhan ekspor dan 50% lebih di kuasai oleh pengusaha-usaha asing.Pengusahan atas tanah/monopoli tanah yang memiliki dan nilai yang sangat vital sumber daya alamnya seperti minyak,gas,batu bara dikuasai oleh Borjuasi kapitalisme asing yang berkerja sama dengan Borjuasi kapitlaisme local yang mendapatkan perlindungan kuat dari Kapitalisme Birokrat.
Dampak pengusahan tanah yang monopolistic.
Monopoli pengusahan sumber daya agraria rezim SBY dapat di lihat dari dikeluarkannya kebijakan yang sangat berpihak pada Brojuasi kapitalis Amerika dan Negara-negara maju ,baik untuk pertambangan, HTI, Perkebunan, property,pariwisata. (Khusus pertambangan yang di kuasai Freeport salha satu pertambangan emas terbesar yang berada di provinsi papua,berkontribusi 19% untuk APBN Negara Amerika serikat ). Sehingga menimbulkan konflik yang tak berkesudahan. Konflik yang terjadi antar masyarakat ,masyarakay vs perusahan,masyarakat vs pemerintah,Sesungguhnya eksploitasi sumber daya agraria yang monopoli juga memberikan kontribusi besar pada kerusakan lingkungan. Tapi Dampak yang sangat meyolok adalah Pelanggaran HAM terutama EKOSOB, dari laporan ketua Komnas Nasional ifdal kasim tahun 2003 terdapat 2000 kasus seluruh Indonesia.
Bagaimana dengan Provinsi Kalbar,Provinsi dengn luas daratan 1,568,580 ha,yang pernah menjadi primadona kayu Indonesia dan memberikan konstribusi APBN yang cukup besar. Ketika kayu menjadi primadona di awal tahun 70 sampai dengan tahun 2000an, tapi sampai saat ini kayu tetap masih menjadi mata pencarian di beberapa wilayah kalbar. Faktanya kayu hanya menjadi komoditi pemenunuhan pundi-pundi segelitir taoke dan para pejabat daerah dan pusat,dan para jendral-jendral. Ketika kayau menjadi primadona maka banyak petani yang beralih menjadi penebang kayu dan meninggalkan pelan-pelan pertanian. Selain kayu Kalbar juga terkenal dengan penghasil karet ,lada padi,jeruk,cengkeh dan lain-lain. Pertanian yang di lakukan masih subsisten dengan teknologi yang sangat sederhana.Tetapi kehidupan kaum tani yang menguasai tanah memiliki hubungan social yang yang masih terjaga.
Masuknya Perkebunan Berskala Besar
Awal masuknya perkebunan pada tahun 1979 di dua kabupaten yaitu kabupaten Sanggau PTPN XIII,bergerak di perkebunan Sawit dan Kab Sambas PTPN XII bergerak di perkebunan Karet,yang mana mulai beroperasi awal tahun 1982. Untuk perkebunan Karet Pola yang di terapkan Perkebunan Inti dan Plasma,Untuk Plasma dengan proyek PIRBUN TRANS. Dalam pembuatan perkebunan Karet tersebut maka telah terjadi perpindahan kepemilikan lahan dari tanah yang di kuasai oleh masyarakat dayak,kemudian berganti dengan pihak PTPN XII,dengan kesepakatan sesuai HGU selama 25 tahun.Tapi sampai saat ini tanah tersebut tidak pernah kembali lagi kepada mereka,walau PTPN XII telah menyatakan diri bangkrut dan menyerahkan tanah konsesi kepada PTPN XIII. Nasib jelak tidak hanya di rasakan masyarakat dayak sebagai pemiliki tanah yang di jadikan kebun INTI tapi juga dirasakan oleh petani plasma,sampai sekarang mereka tidak mendapatkan hak sertifikat tanah yang telah di janjikan kepada petani plasma,sementara kehidupan mereka saat ini juga tidak jauh berbeda saat mereka datang.
Ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1998, banyak petani monoculture, terutama petani karet,lada,dan sawit mendapatkan keuntungan karena harga hasil pertanian melambung tinggi.
Melihat gejolak ekonomi yang relative baik dan kekhawatiran Negara-negara maju akan kelangkaan minyak bumi,maka perlu di cari alternative pengganti minyak fosil. Dorongan yang paling kuat di lakukan oleh Negara Amerika, ini bukan tanpa alasan,Amerika serikat adalah Negara pemakai minyak fosil terbesar di dunia.
Dengan menjadikan issue energy alternative pengganti minyak fosil,maka Indonesia yang merupakan Negara boneka Amerika,menyambut program tersebut dengan sanggat baik,maka di canangkan oleh pemerintah program penanaman Sawit dengan memberikan peluang investasi di bidang perkebunan Sawit berskala besar. Tahun 2020 luas areal perkebunan di targetkan seluas 20jt ha,dan pemerintah mencanangkan Sawit perbatasan seluas 1,8jt ha, dengan alasan membuka terisolasian,dan peningkatan ekonomi masyarakat perbatasan.
Dari 1,8jt ha,1jt ha di Kalbar,dari 1jt ha 600.000ha ada di kab Sambas. Selain mengikuti program yang di canangkan oleh pemerintah pusat,Pemerintah Kalbar baik provinsi dan daerah juga mencangkan pembukaan perkebunan Sawit Berskala besar. Menurut dinas perkebunan yang di canangkan seluas 4,2 jt ha yang sudah di konsesi 1jt ha dan yang sudah berproduksi kurang lebih 500.000 ha.Apakah kemudian wilayah yang sudah di konsesi tidak bermasalah? Temuan di lapangan banyak di temuakan konflik land,dari data yang tekumpul Oleh Lembaga Gemawan terjadi 150 kasus tahun 2009, di mana konflik yang terjadi rata-rata perusahan vs masyarakat,karena lahan konsesi yang di berikan ijin oleh pemerintah keperusahan mayoritas adalah wilayah pertanian masyarakat. Selaian konflik tanah anatara masyarakat vs Perkebunan Skala besar,juga ternjadi konflik antar masyarakat,yang di latar belakangi keberadaan perusahan perkebunan,konflik ini biasanya di dalangi oleh perusahan yang provokasi masyarakat yang menerima keberadaan mereka dengan berbagaimacam cara, biasanya provokasi yang di berikan berbentuk uang,atau iming2 perkerjaan dan penghidupan layak,sehingga masyarakat yang menerima akan semerta menjadi marah dengan yang menolak perkebunan Skala besar masuk. Konflik dengan perusahan perkebunan skala besar juga terjadi di perkebunan itu sendiri,antara petani plasma dengan pihak perusahan,yang menyangkut pada sertifikasi lahan, harga TBS,kridit yang tinggi,tidak jelasnya pemotongan yang di lakukan oleh peruahan.Akibat dari konflik-konfik antara masyarakat vs Perusahan,di mana posisi masyarakat dalam posisi yang sangat lemah maka perusahan tidak segan-segan melaporkan masyarakat ke polisi (Mengkriminalkan Masyarakat). Dan posisi pemerintah/Kapitalisme birokarsi (Kabir) di pastikan akan berpihak pada Perusahan sebagai sumber uang para penguasa.Dari tahun 1997 sampai dengan 2009 kurang lebih 100 kasus (sumber Walhi Kalbar). Dampak perampasan lahan kaum tani maka akan berimplikasi sangat luas, tidak hanya pada kaum yani itu sendiri tapi juga anak-anak mereka.secara ekonomi,kaum tani akan kehilangan mata pencarian yang selama ini menghidupi mereka,dengan kehilangan tanah maka kemiskinan pun terjadi, yang kemudian mereka tidak akan mampu mesekolahkan anak-anak mereka, Pengangguran juga akan meningkat, adapun perkerjaan mereka akan berkerja di perusahan sebagai buruh kebun yang bersifat sementara (BHL) di mana mereka tidak memiliki jaminan apapun dari perusahan dan gaji yang di berikan rata-rata Rp 27,500/hari.
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa pelanggaran Ham EKOSOB dan Sipol terhadadap kaum tani,yang harus bertanggung jawab secara mutlak adalah Negara dalam hal ini pemerintah,baik pusat sampai kedaerah.karena mereka yang memegang kekuasan untuk menjalankan, menghentikan dan menghentikan, selain itu Negara yang memiliki alat dan perangkat-perangkatnya.
ANALISIS SOSIAL

- Pertama, berguna untuk mengidentifikasi dan memahami persoalan-persoalan yang berkembang (ada) secara lebih mendalam dan seksama (teliti); berguna untuk membedakan mana akar masalah (persoalan mendasar) dan mana yang bukan, atau mana yang bukan, atau mana yang merupakan masalah turunan atau masalah ikutan.
- Kedua, akan dapat dipakai untuk mengetahui potensi yang ada (kekuatan dan kelemahan) yang hidup dalam masyarakat jadi dalam masyarakat jadi dalam proses analisis, kita tidak melulu berkutat dalam “masalah”, melainkan diarahkan untuk bisa memecahkan masalah dan dengan demikian akan diperiksa pula kemungkinan dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
- Ketiga, dapat mengetahui dengan lebih baik (akurat) mana kelompok masyarakat yang paling dirugikan (termasuk menjawab mengapa demikian), dan
- Keempat, dari hasil-hasil tersebut, dapat diramalkan apa yang akan terjadi, sehingga dengan demikian dapat pula diperkirakan apa yang harus dilakukan.