This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 11 September 2014

Cara Berfikir Dan Bekerja Yang Benar



“Perhimpunan Rakyat Pekerja”
Oleh : Nurdiyansayah
Sekretaris Kabupaten Polman
Mengapa Penting bagi kita untuk memiliki dan mempraktekkan cara berfikir dan bekerja yang benar?
Cara berfikir yang benar akan menjadikan kita mampu untuk mengerti dan memahami kebenaran dari kenyataan. Cara berfikir yang benar akan membuat kita memiliki panduan bekerja yang tepat sehingga pada akhirnya kita dapat bekerja dengan benar. Cara berfikir yang belum benar menjadikan kita tidak dapat memahami secara sebenar-benarnya kenyataan dari persoalan yang dihadapi.
Misalnya, ada suatu permasalahan di sekolah mengenai guru yang seenaknya membuat peraturan yang harus ditaati oleh siswa, sementara dia sendiri tidak dapat diganggu gugat ketika melakukan tindakan yang merugikan siswa. Ada suatu cara berfikir yang mengatakan bahwa itu adalah suatu hal yang wajar, karena guru adalah orang yang akan memberikan ilmu, orang yang sibuk, orang yang dibutuhkan siswa sementara guru tidak membutuhkan siswa. Bahwa hal tersebut adalah suatu kewajaran. Cara berfikir seperti inilah yang menjadikan siswa sama sekali tidak mempunyai hak yang harus dipenuhi oleh sekolah, padahal salah satu kewajiban selalu diselesaikan, yaitu membayar SPP. Siswa tidak dapat dengan terang melihat bahwa hal tersebut diakibatkan belum demokratisnya penyelenggaraan pendidikan di sekolah, korupnya birokrasi sekolah, dan belum berpihaknya Negara dan birokrasi sekolah terhadap rakyat, terutama siswa.
Hal seperti ini akan menjadikan siswa sama sekali tidak berkembang kemampuannya, terbelakang pola fikirnya, dan akan selalu dilecehkan hak-hak demokratisnya sekolah. Sehingga pada prakteknya mayoritas siswa belum terdorong untuk bergerak dan mengorganisasikan diri guna menuntut hak-hak demokratisnya yang seharusnya dipenuhi oleh birokrasi sekolah dan Negara. siswa lebih banyak asyik ‘menikmati ketertindasannya’, dengan mengatakan : habis, mau apalagi? Inilah, hasil dari sistem pendidikan nasional kita.
Apa tujuan kita berfikir yang benar
Tujuan kita memiliki pola fikir yang benar adalah selain untuk mengetahui realitas yang ada secara terang dan benar, juga yang lebih penting agar kita memilki panduan untuk bergerak, panduan bekerja untuk menuntut hak-hak demokratis kita di sekolah dan memperbaiki keadaan ke arah yang lebih baik, yaitu terwujudnya demokratisasi sekolah, pendidikan yang terjangkau bagi rakyat yang miskin (anak buruh, anak tani, anak kaum miskin perkotaan), pendidikan yang ilmiah dan mengabdi kepada rakyat, dan terwujudnya demokrasi sejati di Indonesia. Tidak ada gunanya hanya sekedar mengerti bahwa ada suatu permasalahan di sekolah dan di masyarakat tanpa kita melakukan apa-apa untuk merubahnya !!!
Lalu, apakah yang menentukan kesadaran sosial sekarang
Kesadaran sosial seseorang ditentukan oleh keadaan sosialnya. Seorang pemilik modal atau kapitalis akan selalu berfikir bagaimana memperbesar keuntungannya karena keadaan sosialnya sebagai pemilik modal yang apabila ingin survive harus menghisap dan mencuri tenaga kaum buruh. Seorang tuan tanah akan berfikir bagaimana mempertahankan kepemilikan tanahnya yang luas dan mendapatkan keuntungannya dari situ, sekalipun harus menindas kaum tani.
Demikian juga dengan siswa. Keadaan sosial siswa dimana mayoritasnya mendapatkan subsidi dari orang tua, orang tua yang berkecukupan, lingkungan keluarga dan sekolah yang individualistis dan belum demokratis, ditambah dia tidak aktif dalam organisasi yang demokratik, akan menciptakan kesadaran siswa yang individual, malas, tidak mau kritis dan tidak mempunyai keberpihakan yang jelas terhadap suatu permasalahan. Bahkan ketika lulus akan menjadi penindas-penindas baru. Karena pada hakikatnya, alam berfikir siswa dilingkupi oleh keinginan untuk memiliki dan menumpuk-numpuk kekayaan secara pribadi, inilah makanya siswa dalam klas-klas sosial masyarakat sering dimasukkan ke dalam golongan borjuis kecil. Apabila si siswa mendapatkan pendidikan yang kritis terhadap realitas, dibesarkan dalam kultur yang demokratis, aktif dalam organsiasi yang konsisten dalam memperjuangkan hak-hak siswa dan juga rakyat pada umumnya (yaitu FMN), akan menciptakan kesadaran dan tindakan yang maju dan progressif dari si siswa itu sendiri.Dari mana datangnya pikiran yang benar
Pikiran yang benar tidak datang secara tiba-tiba dari langit. Tidak mungkin sesorang duduk bertapa atau menyendiri di sebuah tempat sepi lalu tiba-tiba mendapat pikiran yang benar. Pikiran yang benar didapatkan dari hasil refleksi manusia atas praktek sosialnya. Praktek sosial yang dimaksud disini adalah praktek berproduksi, perjuangan klas, dan percobaan ilmiah.


Praktek berproduksi
Praktek produksi adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan primernya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia perlu mendapatkan barang (sumber daya) dari alam. Tidak cukup hanya di situ, tetapi sumber daya alam yang didapatkan harus diolah agar menjadi barang yang dapat digunakan. Inilah yang disebut praktek produksi itu, merubah nilai dan fungsi suatu barang agar dapat digunakan. Praktek produksi ini yang menciptakan ide dan pengetahuan umat manusia. Seorang petani memperoleh pikiran yang benar tentang produksi pertanian setelah dia melakukan praktek bertahun-tahun tentang bercocok tanam, memelihara bibit, dsb. Seorang siswa mendapatkan pikiran yang benar tentang cara mendapatkan nilai yang bagus, setelah terlebih dahulu berpraktek dalam beberapa kali ujian yang diselenggarakan di sekolah.
Perjuangan klas
Begitu juga kita akan mendapatkan pikiran yang benar apabila kita terlibat langsung di dalam perjuangan umat manusia. Hakikat perjuangan umat manusia untuk mencapai kesejahteraannya adalah perjuangan kelas, karena dalam masyarakat sekarang terdapat kelas-kelas sosial yang selalu bertentangan satu sama lain. Kita akan tahu bagaimana memperjuangkan kepentingan massa siswa apabila kita terjun langsung dalam memperjuangkan hak-hak demokratis siswa. Tanpa terjun langsung ke dalam perjuangan massa siswa, kita tidak akan pernah tahu apa yang menjadi penyebab mahalnya pendidikan, tidak bermutunya pendidikan kita, tidak demokratisnya penyelenggaraan pendidikan, dsb. Hanya dengan terlibat langsung di dalam perjuangan massa siswa-lah kita dapat mengerti hal tersebut dan bagaimana agar tujuan perjuangan kita tercapai.
Percobaan ilmiah
Percobaan ilmiah-lah yang akan mengantarkan kita pada suatu kesimpulan bahwa pendapat kita atau dugaan kita terhadap suatu hal adalah benar. Setiap teori yang kita dapatkan di sekolah kuliah haruslah kita percaya setelah dapat terwujud dalam kenyataannya. Kalau teori yang menyatakan bahwa ekonomi Pancasila akan mengantarkan kemakmuran adalah salah, maka teori tersebut tidak ilmiah karena tidak terbukti dan harus diganti.
Bagaimana juga dengan pengetahuan?
Pengetahuan manusia juga berasal dari praktek sosial. Prakteklah yang  menciptakan atau melahirkan pengetahuan. Dan prakteklah yang akan menguji apakah pengetahuan yang kita miliki adalah benar dan ilmiah. Oleh karenanya, praktek menempati kedudukan yang penting dan primer. Kalau ingin mendapatkan pengetahuan yang hakiki, maka berprakteklah terlebih dahulu ! Sejarah membuktikan, bahwa setiap penemuan–penemuan atau teori-teori baru, adalah hasil dari sebelumnya berpraktek terlebih dahulu.
Pengetahuan sendiri ada dua tingkat. Pertama pengetahuan sensasional dan pengetahuan rasional.
Pengetahuan sensasional
Adalah pengetahuan tentang sesuatu yang sifatnya permukaan, fenomena atau gejala saja. Pengetahuan ini didapatkan dari panca indera. Misalnya bahwa kita melihat bahwa kondisi sekolah kita sangat minim failitas. Pengetahuan sensasional hanya tahu bahwa sekolah kita sangat minim fasilitas dan belum dapat mengetahui apa penyebab dari minimnya fasilitas tersebut, apa dampaknya terhadap siswa, dsb.
Pengetahuan rasional
Pengetahuan rasional sudah lebih dalam, membahas isi dan hakikatnya. Artinya kita menganalisa mengapa sekolah kita sangat minim fasilitas. Dari hasil pengamatan kita, lalu kita melakukan penyelidikan sosial (investigasi), melakukan penyimpulan-penyimpulan yang dipandu teori, lalu mengujinya pada percobaan ilmiah atau praktek. Dari hasil tersebut, maka kita mengetahui bahwa minimnya fasilitas sekolah karena sekolah yang kurang dana, Kekurangan dana tersebut karena subsidi untuk pendidikan dicabut terus menerus dan anggarannya dikorupsi oleh pemerintah. Hal tersebut akibat dari pemerintah yang lebih mementingkan untuk membayar hutang terhadap pihak asing, dimana sebenarnya hutang merupakan skema intervensi dan penguasaan secara ekonomi dan politik terhadap Negara kita. Inilah penjajahan gaya baru, atau imperialisme itu. Jadi, dalam hal ini pemerintah masih menjadi kaki tangan pihak asing, atau disebut komprador. Jadi, ada hubungan antara minimnya fasilitas sekolah kita dengan imperialisme. Ada suatu saling hubungan antara kondisi suatu materi dengan masteri yang lain. Inilah pengetahuan yang rasional, yaitu ilmiah dan objektif.
Sumber pengetahuan ada yang kita dapatkan secara langsung ada yang tidak langsung. Pengetahuan yang langsung yaitu dari hasil praktek sosial kita sendiri. Sedangkan pengetahuan tidak langsung dari hasil refleksi atau kita mendengar, melihat atau membaca serta menganalisa hasil praktek dari orang lain. Misalnya, apabila kita ingin mengetahui pengorgansiasian yang benar, maka kita merefleksikan kerja pengorgansasian kita terdahulu. Inilah yang kita sebut dengan pengetahuan yang langsung, yaitu pengetahuan yang didapatkan dari hasil praktek kita sendiri.  Pengetahun yang tidak langsung kita dapatkan setelah kita membaca buku atau tulisan yang ditulis oleh sesorang tentang pengorganisasian. Tentu, sumber pengetahuan langsung lebih utama dari sumber pengetahuan tak langsung.
Jadi, apa yang dimaksud dengan cara berfikir yang benar?
Cara berfikir yang benar adalah cara berfikir yang sesuai dengan kenyataan yang kongkret, tidak berfikir sesuai dengan keinginan atau pikiran sendiri yang sifatnya subyektif, karena pada dasarnya ide atau pikiran berasal dari materi atau kenyataan. Ada beberapa prinsip yang penting dan menjadi dasar dalam berfikir yang benar, yaitu :
1.         Antara satu hal dengan hal yang lainnya memiliki saling hubungan yang kongkret. Tidak bisa dipisahkan antara kondisi di suatu tempat dengan kondisi di lain tempat. Misalnya, mahalnya biaya pendidikan di kampus kita, mempunyai hubungan dengan kebijakan negara yang mencabut subsidi untuk pendidikan. Negara mencabut subsidi pendidikan karena desakan dari negara imperialis seperti AS untuk meliberalisasi (menswastakan) pendidikan. Jadi, ada hubungan yang kongkret antara mahalnya biaya pendidikan di sekolah kita dengan imperialisme.
2.         Segala sesuatu selalu dalam keadaan yang berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Hal ini berarti segala sesuatu pasti berubah, tidak ada yang kekal, sama dan diam. Seperti manusia yang mengalami perubahan, dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, tua, dan meninggal.
3.         Perubahan atau perkembangan bergerak ke arah yang lebih maju dan bersegi hari depan. Perkembangan tidak akan bergerak mundur, atau kita mengharapkan kembali pada masa yang lalu, dengan kondisi yang sama.
4.         Perubahan atau perkembangan sesuatu ditentukan oleh faktor dalam atau kekuatan internal. Bukanlah faktor luar yang menentukan perubahan. Sebuah telur berubah menjadi anak ayam karena pergerakan unsur-unsur kehidupan yang ada di dalam putih dan kuning telur. Keberhasilan perjuangan FKSP di sekolah dalam memperjuangkan hak-hak demokratis mahasiswa bukanlah ditentukan oleh dosen, rektor, gubernur, atau menteri, tetapi oleh kekuatan massa pemuda-mahasiswa yang terhimpun dalam FMN ! Keberhasilan rakyat Indonesia dalam menghancurkan sisa-sisa feodalisme dan mengusir imperialisme adalah hasil dari kekuatan internal rakyat Indonesia itu sendiri !
Bagaimana agar kita dapat memiliki cara berfikir yang benar?
1.         Terlibat langsung dalam praktek sosial.
Jika kita ingin memiliki pikiran yang benar tentang persoalan siswa dan sistem pendidikan, maka kita harus terlibat langsung dalam kehidupan dan perjuangan pemuda/mahasiswa dan mahasiswa.
2.         Membangun tradisi penyelidikan social (pengeidentivikassian/investigasi lapangan secara langsung).
Jika kita ingin memiliki pikiran yang benar tentang kenyataan maka kita harus mau untuk menyelidiki kenyataan sosial yang ada. Jika kita ingin mengetahui bagaimana kondisi pendidikan di kampus, maka kita harus melakukan penyelidikan (investigasi) terlebih dahulu.
3.         Membiasakan diri untuk berfikir hati-hati dan dari banyak segi tentang segala sesuatu (Out dan Input.
Bagaimana agar kita dapat bekerja dengan benar
Segala keputusan dan pekerjaan haruslah didasarkan pada situasi yang kongkret. Tanpa itu kita akan menghadapi kegagalan. Keberhasilan pekerjaan dalam melakukan aksi penolakan kenaikan SPP di kampus, ditentukan oleh sejauh mana kita menganalisa kondisi kampus, berapa jumlah massa yang terlibat dan mendukung aksi kita, dan bagaimana kepemimpinan FMN di kampus tersebut.
Hal lainnya adalah keteladanan dalam melakukan pekerjaan (disipliner). Apabila FMN di suatu kampus tetap secara konsisten dalam memperjuangkan kepentingan mahasiswa, maka mahasiswa di kampus kita dan di kampus lain pasti akan mendukung dan tertarik untuk bergabung bersama FMN.


 

PENDIDIKAN KITA HARI INI



Sepuluh tahun hampir berlalu kepemimpinan SBY-BUDIONO menjadi pemimpin di pelosok negri ini. Tapi kesejahatraan sosial rakyat pekerja hari ini masih jauh dari harapan yang diinginkan terutama pada anak-anak rakyat pekerja, dimana dalam dunia pendidikan mulai dari masa colonial belanda, pendidikan mulai dibuka oleh vande venter melalui politik etis tidak pernah terbuka secara demokratik sampai sekarang.
Pendidikan hari inipun masih jauh dari harapan anak-anak rakyat pekerja, karena pendidikan hari ini penuh dengan diskriminasi, kriminalisasi dan kalasipikasi. Masih banyaknya anak-anak disaentero negeri ini yang belum menyentuh dunia pendidikan dan bertambahnya angka putus sekolah dari tahun ketahun adalah sebuah bukti bahwa pendidikan sampai hari ini gagal dalam mencerdaskan anak bangsa seperti apa yang dicantumkan dalam pembukaan UUD  1945 yang menyatakan mencerdaskan anak bangsa, belum lagi baru-baru ini banyaknya para siswa yang tidak lulus dalam ujian nasional yang dilaksanakan pada tanggal 5 April 2010 selama 4 hari yang dilaksanakan secara serentak dimana angka ketidak lulusan sekitar 60%. (Koran rakyat)
Kepemimpinan rezim SBY-DUDIONO telah terbukti gagal dalam mencerdaskan anak bangsa. Rezim hari ini menjadikan pendidikan sebagai pencucian tangan para kapitalisme terutama kapitalisme pendidikan, dengan menjadikan pendidikan menjadi pasar. Misalkan menjual buku, membayar uang ujian, membayar uang pangkal, photo copi yang segarusnya ditanggung oleh pihak sekolah dan sejinisnya.
Kurikulum-kurikulum yang diatur dalam pendidikan serta kebijakan yang lahir selalunya tidak pernah berpihak pada anak-anak rakyat pekerja. Dimana kebijakan tersebut selalunya berbau uang. Sehinga pendidikan hari ini selalunya penuh dengan uang contoh setiap siswa baru yang akan Baru memasuki sekolah baru harus membayar sikian ratus ribu atau lebih dari itu, atau saja dengan jutaan rupiah, tetapi biasanya berlaku pada sekolah mahal yang katanya sekolah unggulan.
Apakah benar sekolah unggulan benar-benar mencerdaskan, justru lahirnya sekolah unggulan menutup ruang keinginan tahuan anak-anak rakyat pekerja karena penuh dengan rupiah bagaimana dengan anak-anak miskin atau ekonominya rendah, padahal mereka juga punya hak untuk mengenyam dunia pendidikan dan cerdas. Selain sekolah mahal banyak juga sekolah yang murah, tapi dengan kemurahan sekolah tersebut perlu dipertanyakan apa berkualitas atau tidak. Buat apa sekolah murah kalao tidak berkualitas sama saja bohong.
Seharusnya pendidikan kita sangat-sangat bervisi kerakyatan, terjangkau secara ekonomis, ilmiah, dan demokratik. Tidak seperti pada masa sekarang ini yang penuh dengan pemerkosaan dan kebohongan terhadap para rakyat pekerja.
Inikah model pendidikan kita yang akan memanusiakan manusia. pendidikan hari ini telah dijadikan sebagai wadah hegemonisasi para kaum kapitalis agar kita turut dengan apa yang dilakukan melalui kurikulum-kurikulum yang telah diatur oleh mereka yang tak lepas dari kepentingan ekonomi dan politik kelas berkuasa. Banyaknya sekolah-sekolah diprivatisasi menjadi BUMS dan menetukan kebijakan secara individualistic sesuai dengan kepentingan para birokrasi sekolah. Dari kebijakan itu melahirkan sebuah ketidak adilan bagi rakyat pekerja penuh dengan deskriminalisasi.
Bagaimana merubah pola fikir menjadi siswa revolusioner dan progresif.
Masih banyaknya siswa dan siswi hari ini yang tidak sadar akan api penindasan dengan melahap manisnya penindasan tersebut, mulai dari jam 07.30 sampai pada jam pulang sekolah mereka disugukan mata pelajaran yang sangat-sangat sesuai dengan kepentingan pasar dan ekonomi, kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler dilancarkan baik disaat libur terlebih-lebih pada saat waktu sekolah berlangsung sampai selesai proses belajar alias pulang, masih disibukkan dengan berbagai tugas yang tak jelas dimana tugas tersebut yang akan mengatur mereka kepada sebuah kesibukan yang cukup luar biasa. Sehingga untuk melakukan atau mencari ilmu pengetahuan tambahan  tak ada karena telah disita oleh waktu yang mengikat siswa tersebut, sehingga membunuh karakter anak klas pekerja dan berwatak borjuis.
Sebuah organisasi sangat penting dalam kehidupan manusia dimana dan kapanpun mereka berada tergantung dari cara pandangnya memilih organisasi tersebut. Ketelitian sangat perlu kita perhatikan didalam mencari dan menentukan yang mana harus dipilih. Mengapa, karena kapitalisme pendidikan tak mau kalah dalam sebuah pertarungan face to face antara organisasi-organisasi kerakyatan lainnya seperti FKSP yang menajdi wadah pemersatu peserta didik hari ini dalam melewan dan menolak penindasan dalam sector study khususnya disekolah-sekolah. Banyaknya slogan anti kapitalisme bermunculan dipermukaan persada bumi ini membuat kapitalisme semakin berhati-hati dan lebih agresif membangun organisasi yang berwatak kaptalisme dengan tujuan menyaingi organisasi-organisasi kiri seperti FKSP. Organisasi yang mereka bangun, diberikan anggaran khusus dari pemerintah sesuai dengan apa kebutuhan organisasi tersebut, misalakan diberikan subsidi pertahun oleh pemerintah pada organisasi bangunan mereka dengan dalil orang-orang yang ada didalam organisasi tersebut dapat sejahtra dan tidak merasakan kekurangan serta lupa akan dari mana mereka mendapatkan sesuap nasi untuk bertahan hidup dan kepada siapa seharusnya mereka berkiblat.
Melalui organisasi-organisasi tersebut dijadikan sebagai alat oleh para borjuasi pendidikan untuk melancarkan dotrinisasi pada setiap anak yang masuk dalam oraganisasi tersebut misalkan organisasi pramuka jelas bagaimana watak para anak-anak Indonesia yang aktif dalam organisasi tersebut, kebanyakan dari mereka seakan bermimpi jadi tentara, polisi, sampai-sampai mereka bercita-cita ingin menjadi tentara atau polisi dan lain-lainnya. Organisasi tersebut bertujuan menciptakan kader-kader generasi borjuis untuk melanjutkan dan melanggengkan system penindasan yang telah mereka bangun.
Seorang siswa yang revolusioner dan progresif selalunya dapat memunculkan slogan-slogan anti kaptalisme pendidikan serta selalu mengangkat persoalan rakyat pekerja khususnya dalam sector pendidikan (sekolah), bukan skedar itu seorang siswa revolusioner juga dimana dan kapanpun harusnya berpropaganda dan melaksanakan tugasnya dalam proses penyadaran pada seluruh siswa yang ada dan mengajak mereka untuk berorganisasi dan berjuang melawan sang penindas hari ini dalam merebut haknya sebagai siswa. Sikap bermalas-malasan dalam melaksanakan tugas akan mempunyai dampak yang sangat buruk pada organisasi maupun pada kawan pelopor lainnya serta efek yang akan ditimbulkan adalah oraganisasi akan mengalami dekradasi yang seharusnya tidak terjadi, terkadang penyakit bermalas-malasan akan menurun pada kawan pelopor lainnya, ini yang tidak dinginkan oleh organisasi serta kawan-kawan pelopor lainnya.
Beberapa metode melakukan proses penyadaran :
1.      Kader Siswa revolusioner progresif yang telah berkumpul dalam satu komite seharusnya kreatif dalam melakukan propaganda. Misalkan dengan membangun kelompok belajar kecil pada klasnya masing.
2.      Aktif dalam kegiatan internal dan external sekolah dengan tujuan melakukan proses penyadaran dan pengorganisiran dalam kegiatan terserbut.
3.      Melancarkan agenda forum-forum diskusi demokratik disekolah masing-masing maupun diluar sekolah.   
4.      Membangun sekolah-sekolah bervisi kerakyatan (perkampungan study)
Proses penyadaran pada siswa telah berhasil dan mempunyai keinginan untuk berorganisasi dan bergabung, maka tugas selanjutnya adalah memberikan mereka pengetahuan yang seharusnya mereka harus tahu.
Banyaknya siswa siswi dipersada bumi ini  yang sadar akan penindasan dan mau berjuang maka arah pendidikan kita akan lebih baik dan lebih jelas.
 Pendidikan kita yang dibungkus rapat oleh kapitalisme dengan system yang tak merakyat membuat rakyat pekerja dan anak-anaknya semakin menderita dan tertindas. Tetapi semakin banyak pula siswa siswi yang sadar akan system penindasan hari ini yang tak jelas kemana arah dan tujuannya. Sebuah keniscayaan akan lahir bahwa kemenangan akan jatuh pada tangan rakyat pekerja.
Sebuah solusi yang kami tawarkan demi mencapai pendidikan yang sejatinya memanusiakan manusia :
1.      Penidikan yang ilmiah.
2.      Pendidikan demokratik.
3.      Pendidikan terjangkau pada rakat proletariat
4.      Dan bervisi kerakyataan.
dari keempat solusi tersebut sebuah keyakinan dalam tubuh dan arah perjuangan kami percaya bahwa akan tercapai sesuai dengan kontradiksi gerak zaman.
Salam pendidikan.

Kenapa Negeri kaya tapi Masyarakatnya Miskin



Orang bilang tanah kita tanah surga

Tongkat kayu dan batu jadi tanaman

……..(Bimbo)

Sepenggal bait lagu yang dinyayikan kelompok anak negeri yang mencoba memahami kekayaan negerinya. Lagu ini menunjukkan betapa kaya dan suburnya negeri ini dan menjadi kebanggaan yang luar biasa untuk anak bangsa, sehingga menimbulkan pengharapan-pengharapan akan kesejahteraan dan kemakmuran yang akan di dapat di tanah yang subur dan kaya.

Jika mau dirujuk dan melihat dengan kondisi hari ini, dimana kemiskinan meraja lela di setiap lini kehidupan, seyogyanya negeri yang kaya ini mampu memberikan jawaban yang pasti akan kehidupan manusia yang hidup di dalamnya.

Pertanyaan sedernaha kenapa dengan kekayaan alam yang luar biasa, tapi kenapa masyarakatnya masih banyak hidup dalam garis kemiskinan?

Indonesia dilihat dari geografisnya berada di dua benua yaitu benua Asia dan Australia dan diapit dua samudera yaitu samudera pasifik dan atlantik. Dengan kondisi ini, tentunya sangat menguntungkan Indonesia secara politik, ekonomi dan keamanan. Indonesia juga memiliki garis pantai yang panjang, memiliki sumber daya air yang luar biasa. Memiliki hutan tropis 39,549,447 hektar, dengan memiliki hutan yang luar biasa besar bisa menjadi bagian dari penelitian dan pemanfaatan plasma nuftahnya. Indonesia juga memiliki pulau-pulau subur,ada 5 pulau terbesar di Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah ruah,baik hutan dan lahan pertanian, serta mineral-mineral seperti batu mulia, emas, tembaga, gas, minyak bumi sehingga rasanya tidak masuk akal jika masyarakatnya miskin. Dari segi budaya, dengan memiliki banyak suku bangsa, maka akan lahir kekhasan-kekhasan masing suku bangsa, yang itu menjadi kekayaan sendiri negeri ini.

Dilihat dari penduduk,dengan jumlah penduduk tahun 2008 sebesar 237,359,436 juta jiwa,dengan jumlah angkatan kerja tahun 2007 data BPS 108,13 juta. Jika melihat dengan sumber daya alam yang luar biasa kaya dan jumlah angkatan kerja yang tersedia, yang memiliki etos kerja tidak perlu diragukan lagi, Tapi kenapa masyarakatnya miskin dan pengangguran masih banyak terdapat di setiap wilayah tanah air?.

Indonesia juga dikenal sebagai Negara Agraris, yang berarti mayoritas masayarakat adalah Petani, secara persentase yaitu 65% dari populasi penduduk Indonesia, Tapi mengapa petani kita tetap miskin dan terasa aneh masih terdapat kelaparan, gizi buruk, busung lapar di setiap daerah?.

Kemiskinan yang di alami petani yang merupakan penghasil sumber protein buat rakyat Indonesia sangat meyedihkan. Kemiskinan yang di alami oleh petani tidak bisa di lepaskan dari kebijakan pembangunan yang tidak berpihak kepada kaum tani.Petani hanya menjadi objek kebahagian orang-orang kaya dan para pejabat yang korup,

Penderitaan kaum tani,sudah bermula dari jaman kerjaan-kerajaan,dimana kaum tani menggarap lahan pertanian,yang kemudian hasilnya di serahkan pada para raja.Begitu juga di masa VOC colonial Belanda,di mulai dari gubernur jendral Dendles,Rafles sampai dengan van den Bosc (STP). Di jaman Sistem Tanam Paksa pemerintah Belada mampu membayar utang perang di eropa,dan mampu membangun industry di Negara Belanda.Proses Penindasan yang di lakukan oleh Pemerintah Belanda pada masa colonial tidak bisa di lepaskan dengan kerja sama yang baik dengan kerajaan yang ada.Belanda yang lebih focus pembangunan pada perkebuan,sehingga memerlukan tanah yang luas,tenaga kerja masal,nah yang mampu untuk memenuhi kepentingan Colonial Belanda hanya para raja-raja/Tuan-tuan Feodal,sehingga banyak sekali tanah-tanah petani yang di rampas,yang kemudian petani di perkerjakan di lahan perkebunan-perkebunan yang di buka oleh Belanda.Pada massa STP di kenal dengan 2 sistem yaitu sistem serah paksa dan serah wajib. Ketika Belanda Mengeruk keuntungan yang sangat lauar biasa.di satu sisi 1/3 masyarakat mati dan kelaparan serta di serang berbagai masam penyakit.

Kemerdekaan Indonesia yang menjadi mimpi semua orang di harapkan mampu membawa perubahan yang sangat baik terutama untuk kaum tani. Itulah mimpi dari kaum tani yang merupakan soko Guru Pembangunan dan pembuat sejarah perlawanan panjang melawan Kolonial Belanda.

Ternyata mimpi hanya mimpi. Penindasan terhadap kaum tani dengan perampasan tanah yang di lakukan pemerintah membaut petani semakit sulit. Dengan Alasan “Demi pembangunan” maka pemerintah semena-mena mengeluarkan kebijakan yang lebih berpihak pada pengusaha-penguasaha Kapitalis. Pada masa Rezim Soeharto,Tahun 1967 telah di keluarkannya UU investasi no 1 th 1967. Yang kemudian di ikuti UU HPH,Migas, yang mana UU tersebut mengesampingkan Hak-hak petani,terutama pengusahan atas tanah. Bahkan melanggar HAM baik social ekonomi dan budaya. Dengan masuknya investasi yang kapitalistik sehingga meyebabkan tanah yang di kuasai Petani menjadi bernilai komersil



Kondisi Petani saat ini

Perubahan nilai tanah,sebagai fungsi social dan ekonomi subsiten petani menjadi kapitalisme Tanah (Agraria) di pedesaan,bersamaan dengan terjadinya perubahan kekuasan Negara, Komersilisasi dan eksploitasi Sumber daya agrarian. Dominasi Negara dan capital dalam mengelola sumber agraria dan tata kelola lahan pertanian yang lebih mengedepankan kepentingan pasar internasiaonal atau exsport, yang meyebabkan terjadinya ketimpangan atas pengusahan tanah yang semakin lebar.

Dampak pengaruh kapitalisme kepada masyarakat pedesaan yang jelasa terlihat dari proses hilangnya kemandirian petani dalam mengusahakan system produksinya,dimana semua sarana produksi telah di sediakan seperti bibit,pupuk dan obat-obatan. Hal ini bertujuan untuk efektifitas dan merasionalisasikan kerja petani yang bertujuan pada profit.

Selain itu petani juga di paksa pada sertifikasi yang meyebabkan petani terpecah-pecah tanpa memiliki perlindungan dan kelembagaan –kelembagaan tradisional mereka. Sertifikasi petani muncul akibat masuknya system kapitalisme (Hayami dan Kikuchi1978). Dampak dari ini terjadi komersilisasi pertanian dan banyaknya petani yang tak bertanah,serta lemahnya hubungan social yang berprinsip pada hubungan tradisional.

Kondisi diatas menjelaskan ,dimana Negara sebagai gerulator dari banyak kebijakakan yang meyebabkan kemiskinan petani dan terjadi konflik. Serta beralihnya petani menjadi buruh tani.

Konflik-konflik yang terjadi karena perebutan sumber daya agrarian yang telah diusahakan oleh rakyat,kasus –kasus terlihat dari peralihan tanah-tanah pertanian yang di Tanami komoditas pangan ke pariwisata,perkebunan skala besar,pertambangan, proyek PIR trans.

Peralihan tanah pertanian rakyat yang sangat signifikat baik dari rezim soeharto sampai dengan rezim SBY,membuat kaum tani kehilangan hak atas tanah dan meningkatkan kemiskinan hampir semua pedesaan,serta meningkatnya pengagguran yang mencapai 40 juta,dimana 40% nya berada di pedesaan. Peralihan tanah petani yang di dukung kuat oleh pemerintah menciptakan monopoli tanah yang sangat luar biasa. Tetap sama pada masa colonial,bahwa 80% sumber daya alam Indonesia untuk kebutuhan ekspor dan 50% lebih di kuasai oleh pengusaha-usaha asing.Pengusahan atas tanah/monopoli tanah yang memiliki dan nilai yang sangat vital sumber daya alamnya seperti minyak,gas,batu bara dikuasai oleh Borjuasi kapitalisme asing yang berkerja sama dengan Borjuasi kapitlaisme local yang mendapatkan perlindungan kuat dari Kapitalisme Birokrat.



Dampak pengusahan tanah yang monopolistic.

Monopoli pengusahan sumber daya agraria rezim SBY dapat di lihat dari dikeluarkannya kebijakan yang sangat berpihak pada Brojuasi kapitalis Amerika dan Negara-negara maju ,baik untuk pertambangan, HTI, Perkebunan, property,pariwisata. (Khusus pertambangan yang di kuasai Freeport salha satu pertambangan emas terbesar yang berada di provinsi papua,berkontribusi 19% untuk APBN Negara Amerika serikat ). Sehingga menimbulkan konflik yang tak berkesudahan. Konflik yang terjadi antar masyarakat ,masyarakay vs perusahan,masyarakat vs pemerintah,Sesungguhnya eksploitasi sumber daya agraria yang monopoli juga memberikan kontribusi besar pada kerusakan lingkungan. Tapi Dampak yang sangat meyolok adalah Pelanggaran HAM terutama EKOSOB, dari laporan ketua Komnas Nasional ifdal kasim tahun 2003 terdapat 2000 kasus seluruh Indonesia.

Bagaimana dengan Provinsi Kalbar,Provinsi dengn luas daratan 1,568,580 ha,yang pernah menjadi primadona kayu Indonesia dan memberikan konstribusi APBN yang cukup besar. Ketika kayu menjadi primadona di awal tahun 70 sampai dengan tahun 2000an, tapi sampai saat ini kayu tetap masih menjadi mata pencarian di beberapa wilayah kalbar. Faktanya kayu hanya menjadi komoditi pemenunuhan pundi-pundi segelitir taoke dan para pejabat daerah dan pusat,dan para jendral-jendral. Ketika kayau menjadi primadona maka banyak petani yang beralih menjadi penebang kayu dan meninggalkan pelan-pelan pertanian. Selain kayu Kalbar juga terkenal dengan penghasil karet ,lada padi,jeruk,cengkeh dan lain-lain. Pertanian yang di lakukan masih subsisten dengan teknologi yang sangat sederhana.Tetapi kehidupan kaum tani yang menguasai tanah memiliki hubungan social yang yang masih terjaga.



Masuknya Perkebunan Berskala Besar

Awal masuknya perkebunan pada tahun 1979 di dua kabupaten yaitu kabupaten Sanggau PTPN XIII,bergerak di perkebunan Sawit dan Kab Sambas PTPN XII bergerak di perkebunan Karet,yang mana mulai beroperasi awal tahun 1982. Untuk perkebunan Karet Pola yang di terapkan Perkebunan Inti dan Plasma,Untuk Plasma dengan proyek PIRBUN TRANS. Dalam pembuatan perkebunan Karet tersebut maka telah terjadi perpindahan kepemilikan lahan dari tanah yang di kuasai oleh masyarakat dayak,kemudian berganti dengan pihak PTPN XII,dengan kesepakatan sesuai HGU selama 25 tahun.Tapi sampai saat ini tanah tersebut tidak pernah kembali lagi kepada mereka,walau PTPN XII telah menyatakan diri bangkrut dan menyerahkan tanah konsesi kepada PTPN XIII. Nasib jelak tidak hanya di rasakan masyarakat dayak sebagai pemiliki tanah yang di jadikan kebun INTI tapi juga dirasakan oleh petani plasma,sampai sekarang mereka tidak mendapatkan hak sertifikat tanah yang telah di janjikan kepada petani plasma,sementara kehidupan mereka saat ini juga tidak jauh berbeda saat mereka datang.

Ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1998, banyak petani monoculture, terutama petani karet,lada,dan sawit mendapatkan keuntungan karena harga hasil pertanian melambung tinggi.

Melihat gejolak ekonomi yang relative baik dan kekhawatiran Negara-negara maju akan kelangkaan minyak bumi,maka perlu di cari alternative pengganti minyak fosil. Dorongan yang paling kuat di lakukan oleh Negara Amerika, ini bukan tanpa alasan,Amerika serikat adalah Negara pemakai minyak fosil terbesar di dunia.

Dengan menjadikan issue energy alternative pengganti minyak fosil,maka Indonesia yang merupakan Negara boneka Amerika,menyambut program tersebut dengan sanggat baik,maka di canangkan oleh pemerintah program penanaman Sawit dengan memberikan peluang investasi di bidang perkebunan Sawit berskala besar. Tahun 2020 luas areal perkebunan di targetkan seluas 20jt ha,dan pemerintah mencanangkan Sawit perbatasan seluas 1,8jt ha, dengan alasan membuka terisolasian,dan peningkatan ekonomi masyarakat perbatasan.

Dari 1,8jt ha,1jt ha di Kalbar,dari 1jt ha 600.000ha ada di kab Sambas. Selain mengikuti program yang di canangkan oleh pemerintah pusat,Pemerintah Kalbar baik provinsi dan daerah juga mencangkan pembukaan perkebunan Sawit Berskala besar. Menurut dinas perkebunan yang di canangkan seluas 4,2 jt ha yang sudah di konsesi 1jt ha dan yang sudah berproduksi kurang lebih 500.000 ha.Apakah kemudian wilayah yang sudah di konsesi tidak bermasalah? Temuan di lapangan banyak di temuakan konflik land,dari data yang tekumpul Oleh Lembaga Gemawan terjadi 150 kasus tahun 2009, di mana konflik yang terjadi rata-rata perusahan vs masyarakat,karena lahan konsesi yang di berikan ijin oleh pemerintah keperusahan mayoritas adalah wilayah pertanian masyarakat. Selaian konflik tanah anatara masyarakat vs Perkebunan Skala besar,juga ternjadi konflik antar masyarakat,yang di latar belakangi keberadaan perusahan perkebunan,konflik ini biasanya di dalangi oleh perusahan yang provokasi masyarakat yang menerima keberadaan mereka dengan berbagaimacam cara, biasanya provokasi yang di berikan berbentuk uang,atau iming2 perkerjaan dan penghidupan layak,sehingga masyarakat yang menerima akan semerta menjadi marah dengan yang menolak perkebunan Skala besar masuk. Konflik dengan perusahan perkebunan skala besar juga terjadi di perkebunan itu sendiri,antara petani plasma dengan pihak perusahan,yang menyangkut pada sertifikasi lahan, harga TBS,kridit yang tinggi,tidak jelasnya pemotongan yang di lakukan oleh peruahan.Akibat dari konflik-konfik antara masyarakat vs Perusahan,di mana posisi masyarakat dalam posisi yang sangat lemah maka perusahan tidak segan-segan melaporkan masyarakat ke polisi (Mengkriminalkan Masyarakat). Dan posisi pemerintah/Kapitalisme birokarsi (Kabir) di pastikan akan berpihak pada Perusahan sebagai sumber uang para penguasa.Dari tahun 1997 sampai dengan 2009 kurang lebih 100 kasus (sumber Walhi Kalbar). Dampak perampasan lahan kaum tani maka akan berimplikasi sangat luas, tidak hanya pada kaum yani itu sendiri tapi juga anak-anak mereka.secara ekonomi,kaum tani akan kehilangan mata pencarian yang selama ini menghidupi mereka,dengan kehilangan tanah maka kemiskinan pun terjadi, yang kemudian mereka tidak akan mampu mesekolahkan anak-anak mereka, Pengangguran juga akan meningkat, adapun perkerjaan mereka akan berkerja di perusahan sebagai buruh kebun yang bersifat sementara (BHL) di mana mereka tidak memiliki jaminan apapun dari perusahan dan gaji yang di berikan rata-rata Rp 27,500/hari.

Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa pelanggaran Ham EKOSOB dan Sipol terhadadap kaum tani,yang harus bertanggung jawab secara mutlak adalah Negara dalam hal ini pemerintah,baik pusat sampai kedaerah.karena mereka yang memegang kekuasan untuk menjalankan, menghentikan dan menghentikan, selain itu Negara yang memiliki alat dan perangkat-perangkatnya.

to all.......

ANALISIS SOSIAL



Apa yang dimaksud dengan analisis sosial ?

Suatu (proses) analisis sosial adalah usaha untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang situasi (keadaan,kenyataan) sosial. Yang dimaksudkan dengan gambaran lengkap adalah gambaran mengenai hubungan-hubungan struktural, kultural dan histories, dari situasi sosial yang diamati (atau dialami). Contoh : penduduk desa telah mendapati kenyataan panenan yang menurun, sebagai akibat dari tanah yang menurun kualitasnya.
Mengapa masalah ini terjadi ? apakah ini adalah hasil dari kesalahan petani ? Apakah kasus ini hanya dialami oleh satu orang petani, ataukah pada kebanyakan petani, analisis sosial (yang baik dan teliti) akan berusaha membongkar masalah ini sehingga diperoleh suatu kejelasan, mengapa masalah tersebut terjadi, apa penyebabnya, siapa saja yang terlibat, prosesnya dan siapa yang paling dirugikan dari situasi tersebut.

Pekerjaan analisis sosial, dapat dikatakan “mirip” dengan penelitian yang sering dilakukan oleh orang-orang sekolahan (orang kampus). Mengapa dikatakan mirip, sebab analisis sosial disini memang bukan pekerjaan akademisi, melainkan pekerjaan yang akan langsung berkaitan dengan usaha-usaha perubahan. Bagi rakyat desa, petani, buruh atau “orang awan” kebanyakan, melakukan analisis sosial, bukan dimaksudkan untuk meningkatkan kecerdasan, melainkan menjadi bahan dasar dalam melakukan tindakan. Tanpa analisis yang baik dan teliti, tindakan-tindakan yang akan dilakukan tentu tidak akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
Pekerjaan ini juga mirip dengan pekerjaan dokter ketika menghadapi pasiennya. Analisis disini seperti diagnosa dokter, sebelum memberikan resep (obat) pada pasien. Jika diagnosa dokter keliru, maka pasien akan mendapatkan obat yang salah. Maka yang akan diperoleh bukan kesembuhan, melainkan penyakit baru. Inilah makna penting dari analisis sosial.

Mengapa analisis sosial ?

Apa sebetulnya yang dijanjikan oleh proses analisis sosial, sehingga membuat proses ini mempunyai nilai penting ?
  1. Pertama, berguna untuk mengidentifikasi dan memahami persoalan-persoalan yang berkembang  (ada) secara lebih mendalam dan seksama (teliti); berguna untuk membedakan mana akar masalah (persoalan mendasar) dan mana yang bukan, atau mana yang bukan, atau mana yang merupakan masalah turunan atau masalah ikutan.
  2. Kedua, akan dapat dipakai  untuk mengetahui potensi  yang ada (kekuatan dan kelemahan) yang hidup dalam masyarakat jadi dalam masyarakat jadi dalam proses analisis, kita tidak melulu berkutat dalam “masalah”, melainkan diarahkan untuk bisa memecahkan masalah dan dengan demikian akan diperiksa pula kemungkinan dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
  3. Ketiga, dapat mengetahui dengan lebih baik (akurat) mana kelompok masyarakat yang paling dirugikan (termasuk menjawab mengapa demikian), dan
  4. Keempat, dari hasil-hasil tersebut, dapat diramalkan apa yang akan terjadi, sehingga dengan demikian dapat pula diperkirakan apa yang harus dilakukan.

Alasan ini, tentunya saja hanya sebagian dari alasan yang bisa dijumpai oleh para pelaku analisis sosial. Alasan lain sudah tentu bisa dicari, sesuai dengan situasi setempat dan masalah yang dihadapi. Mempunyai alasan yang kuat, pada umumnya akan membangun motivasi kerja yang lebih kuat dan seksama.

Tempat analisis sosial ?

Kalangan akademis pada umumnya menghasilkan karya-karya yang “bagus” dan “bermutu” melalui kegiatan keilmuannya? Untuk apa kesemua ini ? naskah-naskah itu biasanya tergeletak begitu saja di rak-rak kampus,menjadi bahan referensi atau menjadi teman kutu buku (lepisma). Memang ada pula yang digunakan  untuk keperluan kemasyarakatan, terutama oleh pemerintah dalam mengambil kebijakan. Hubungan antara kampus dengan negara, menjadikan kampus pada dasarnya lebih dekat dengan negara, ketimbang dengan masyarakat meski hal ini tidak selalu demikian. Krisis panjang hasil dari kekuasaan orde baru dapat dapat dikatakan mendapat sumbangan pula dari kalangan akademisi, intelektual, yang tidak berpihak pada massa rakyat. tetapi sebaliknya berpihak pada penguasa.

Berbeda dengan  analisis sosial yang hendak dikembangkan disini. Analisis sosial bukan sejenis pekerjaan iseng tanpa dasar. Kegiatan ini dengan jelas didedikasikan dan diorientasikan untuk sesuatu keperluan untuk perubahan. Ada watak mengubah yang dihidupkan dalam proses analisis sosial ini. Karena itu analisis yang dilakukan, selalu bersifat kritis. Kritis bukan asal tidak setuju, melainkan cara melihat masalah  dengan seksama, mempertanyakan setiap segi masalah dengan teliti. Justru karena itu pula, menjadi sangat jelas bahwa analisis sosial merupakan salah satu titik simpul dari proses perubahan panjang mendorong perubahan. Analisis sosial akan menghasilkan semacam “peta” denah, yang memberikan arahan dan dasar, bagi usaha-usaha perubahan.

Apakah hasil kesimpulan dari analisis bersifat final ?

Tentu saja tidak. Hasil analisis dapat dikatakan hanya merupakan kebenaran tentative, bersifat sementara, yang bisa merubah sesuatu dengan fakta atau data temuan-temuan yang baru. Dengan demikian, analisis ini bersifat dinamis, terus bergerak, memperbaharui diri, dikaji ulang dan terus diperkuat dengan fakta-fakta pendukung. Hasil analisis bukan suatu dogma, atau sejenis kebenaran tunggal. Ketentuan ini mengharuskan pelaku analisis sosial tidak bersifat kaku atau berpikiran sempit, melainkan menjadi pihak yang haus akan kebenaran, terus mencari, menggali dan menemukan kebenaran yang sesungguhnya. Karena itu pula pelaku analisis sosial tidak boleh cepat puas dengan hasil temuannya. Dan sebaliknya terus mengembangkan sikap kritis.

Siapa pelaku analisis sosial ?
Bicara tentang analisis sosial pada umumnya selalu dikaitkan dengan dunia akademik, kaum cendikiawan, kaum intelektual, ilmuan atau kalangan terpelajar lainnya. Ada kesan yang sangat kuat bahwa analisis sosial hanya milik mereka. Masyarakat awam tidak punya hak untuk melakukannya. Bahkan kalau melakukan, maka disediakan mekanisme sedemikian rupa, sehingga hasil analisis awam dimentahkan. Entah dinyatakan tidak ilmiah, ngawur, salah atau apapun?
Pemahaman yang demikian bukan saja keliru, melainkan mengandung maksud-maksud tertentu yang tidak sehat dan penuh dengan kepentingan. Pengembangan analisis sosial disini, justru ingin membuka sekat atau pintu itu, dan memberikannya kesempatan kepada siapapun untuk melakukannya. Malahan mereka yang paling dekat dengan suatu kejadian, tentu akan merupakan pihak yang paling kaya dengan data dan informasi. Justru analisis yang dilakukan oleh mereka yang dekat dan terlibat akan lebih berpeluang  mendekati kebenaran. Tanpa memberikan kemampuan yang cukup kepada masyarakat luas untuk melakukan analisis terhadap apa yang menjadi dilingkungan mereka atau apa yang mereka alami, maka mereka menjadi sangat mudah “dimanipulasi”, “dibuat bergantung” dan pada gilirannya tidak bisa mengambil sikap yang tepat.

Prinsip-prinsip analisis sosial


1.     Analisis sosial bukan suatu bentuk pemecah masalah, melainkan hanyalah diagnosis (pencarian akar masalah) yang sangat mungkin digunakan dalam menyelesaikan suatu masalah, karena analisis sosial memberikan pengetahuan yang lengkap, sehingga diharapkan keputusan atau tindakan yang diambil dapat merupakan pemecahan yang tepat. Hasil analisis akan menjadi petunjuk dalam menemukan suatu masalah.
2.     Analisis sosial tidak bersifat netral, selalu berawal dari keberpihakan terhadap suatu keyakinan. Soal ini berkait dengan perspektif, asumsi-asumsi dasar dan sikap yang diambil dalam proses melakukan analisis.
3.     Karena poin b, maka analisis sosial dapat digunakan siapapun (bukan monopoli kalangan akademisi), tetapi bisa dilakukan oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja.
4.     Analisis sosial lebih memiliki kecenderungan mengubah; tendensi untuk menggunakan gambaran yang diperoleh dari analisis sosial bagi keperluan tindakan-tindakan mengubah, maka menjadi sangat jelas bahwa analisis sosial berposisi sebagai salah satu simpul dalam siklus kerja transformasi.
5.     Analisis sosial yang akan dikembangkan disini adalah suatu proses analisis yang akan menggunakan “tindakan manusia” sebagai sentral/pusat dalam melihat suatu fenomena yang nyata.

Apa yang dilakukan dalam analisis sosial

Dalam proses ini yang dilakukan bukan sekedar mengumpulkan data, berita atau angka, melainkan berusaha membongkar apa yang terjadi sesungguhnya, bahkan menjawab mengapa demikian, dan menemukan pula faktor-faktor apa yang memberikan pengaruh kepada kejadian tersebut. Lebih dari itu, analisis sosial, seyogyanya mampu memberikan prediksi kedepan: kemungkinan yang akan terjadi.

Tahap analisis sosial :

Bagaimana analisis sosisal dilakukan ? tahap apa saja yang dilalui ?
a.     Tahap menetapkan posisi, orientasi;pada intinya pada tahap ini, pelaku analisis perlu mempertegas dan menyingkap motif serta argumen (idiologis) dari tindakan analisis sosial. Adalah penting untuk disadari bahwa orientasi dasar akan sangat berpengaruh kepada tahap selanjutnya dalam proses analisis.
b.     Tahap pengumpulan dan penyusunan data : tujuan dan maksud dari tahap ini, agar analisis memiliki dasar rasionalitas yang dapat diterima akal sehat (tidak dianggap gossip); ujung dari pengumpulan data ini adalah suatu upaya untuk merangkai data, dan menyusunnya menjadi deskripsi tentang suatu persoalan.
c.      Tahap analisis: pada tahap ini, data yang telah terkumpul diupayakan untuk dicari atau ditemukan hubungan-hubungan diantaranya.
d.     Tahap penarikan kesimpulan : setelah berbagai aspek tersebut ditemukan, maka pada akhirnya suatu kesimpulan akan diambil; kesimpulan merupakan gambaran utuh dari suatu situasi yang didasarkan kepada hasil analisa: dengan demikian kualitas kesimpulan sangat tergantung dari proses tahap-tahap penganalisaan, juga bergantung pada kompleksitas issue, kekayaan data dan akurasi data yang tersedia, ketepatan Pertanyaan atau rumusan terhadap masalah dan kriteria yang mempengaruhi penilaian-penilaian atas unsure-unsur akar masalah.

Apa yang penting ditelaah dalam melakukan analisis. Antara lain : kaitan histories (kesejarahan, sejarah peristiwa), kaitan struktur, nilai-nilai, reaksi yang berkembang dan arah masa depan.

Telaah histories, dimaksudkan untuk melihat kebelakang. Asumsi dasar dari telaah ini bahwa suatu peristiwa tidak dengan begitu saja hadir melainkan melalui sebuah proses sejarah. Dengan ini kejadian, peristiwa atau hal tersebut dapat diletakkan posisinya dalam kerangka masa lalu, masa kini dan masa depan. Melalui telaah ini akan dikembangkan pula kesadaran histories.

Telaah struktur, biasanya orang enggan dan cemas melakukan telaah ini, terutama oleh stigma tertentu. Analisis ini sangat tajam dalam melihat apa yang ada, dan mempersoalkan apa yang mungkin tidak pernah berani diganggu gugat. Struktur yang akan dilihat adalah: ekonomi (distribusi sumberdaya); politik (bagaimana kekuasaan dijalankan);sosial (bagaimana masyarakat mengatur hubungan diluar politik dan ekonomi);dan budaya (bagaimana masyarakat mengatur nilai).

Telaah nilai, penting pula untuk diketahui tentang apa nilai-nilai yang dominan dalam masyarakat. Mengapa demikian, dan siapa yang paling berkepentingan dengan pengembangan nilai-nilai.

Telaah reaksi, melihat reaksi yang berkembang berarti mempersoalkan mengenai siapa atau pihak mana yang sudah bereaksi , mengapa reaksi muncul dan bagaimana bentuknya. Telaah ini penting untuk menuntun kepada pemahaman mengenai “peta” kekuatan yang bekerja.

Telaah masa depan, tahap ini lebih merupakan usaha untuk memperkirakan atau meramalkan, apa yang akan terjadi selanjutnya. Kemampuan untuk memberikan prediksi (ramalan) akan dapat menjadi indikasi mengenai kualitas dari tahap-tahap sebelumnya.



Bahan tambahan 1 proses analisis

Dalam melakukan analisis sosial, pengetahuan mengenai kenyataan-kenyataan sosial menjadi sangat penting. Tanpa adanya pengetahuan yang akurat, maka bahan analisis adalah bahan baku yang buruk. Ibarat dokter yang melakukan diagnosa, dimana diagnosa tersebut dijalankan tanpa pemeriksaan lebih dahulu. Bagaimana mungkin dokter bisa menemukan jenis penyakit, tanpa menyentuh pasien? Secara medis, ilmu kedokteran, hal ini tentu tidak bisa diterima. Lantas bagaimana agar kita bisa memperoleh data yang akurat ? proses apa yang mesti dilalui?
Harus disadari bahwa suatu proses penyelidikan di sini, tidak perlu dipersempit maknanya menjadi hanya sekedar proses pencarian data, melainkan proses yang lebih lengkap, yang meliputi tahap :

Mengidentifikasi masalah

Melakukan identifikasi masalah bermakna mengetahui masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Bila anda bekerja dipedesaan, maka mengidentifikasi masalah berarti menemukan apa masalah yang dihadapi oleh masyarakat desa. Untuk bisa menemukan masalah secara lebih baik, seorang organizer bisa menempuh beberapa cara :
-         Pertama, datang langsung ke lokasi. Dilokasi organizer bisa menemukan orang-orang kunci, bisa pemuka masyarakat setempat, atau orang lain, yang dipandang menguasai persoalan desa setempat. Ajaklah orang tersebut berdiskusi panjang lebar mengenai situasi desa. Biasanya orang desa bisa tergerak untuk memberikan informasi, dalam suasana yang santai, informal.
-         Kedua, membuat kelompok diskusi atau diskusi kelompok,yang bersifat terbatas dan terfokus (masalah yang hendak didiskusikan). Dengan membuat kelompok diskusi ini, biasanya akan lebih banyak hal yang bisa ditemukan, meskipun mungkin terdapat titik lemah disana-sini. Yang jelas, organizer harus bisa menggalang masyarakat untuk bersedia bergabung dalam diskusi kelompok.
-         Ketiga, menggali dokumen-dokumen, baik penelitian yang sudah ada, atau dokumen resmi pemerintah.
-         Keempat, menggali informasi dari peneliti sebelumnya pernah melakukan penelitian. Informasi awal sangat penting bagi kelanjutan proses penyelidikan.
-         Cara lain bisa dikembangkan, sesuai dengan situasi, kondisi dan konteks masalah yang hendak diungkapkan.

Menentukan Metode yang akan digunakan, dan sekaligus menyusun suatu rencana kerja untuk keseluruhan proses penyelidikan.

Apa yang perlu dipersiapkan dalam proses ini ? (a) menentukan lebih dahulu bidang yang hendak diselidiki; (b) Memilih metode yang paling tepat, dengan pertimbangan : mampu melibatkan semua pihak, partisipatif, kuantitatif dan kualitatif, pada prinsipnya diusahakan agar masyarakat juga terlatih untuk: (c) Metode yang bisa digunakan, antara lain: dialog dan diskusi kelompok, lokakarya dan cara lain yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
-         Mengumpulkan data, dan melakukan proses seleksi data – memilih mana yang bisa digunakan dan mana yang tidak bisa digunakan.
-         Melakukan analisis atas temuan-temuan
-         Merumuskan kesimpulan dan menentukan rekomendasi apa yang harus dilakukan.
Bahan tambahan 2
Paradigma analisis sosial
Suatu analisis sosial, sesungguhnya akan sangat tergantung pada bagaimana kita memandang suatu masalah, dan bagaimana kerangka pikir yang ingin kita gunakan. Sebagai contoh : sebagai orang tua, ketika mendapat nilai raport anaknya buruk, penuh dengan angka merah – apa yang biasanya dilakukan oleh orang tua? Ada yang marah dan memaki anak – dasar anak dungu, malas belajar. Adapula yang menyalahkan guru dari si anak – dasar guru yang bodoh, tidak bisa mendidik anak , dan lain-lain. Dari mana kesimpulan itu muncul? Apakah kesimpulan tersebut mempunyai makna tertentu? Apakah kesimpulan tersebut didasarkan pada asumsi (anggapan-anggapan) tertentu ? Dalam melakukan analisis sosial, kita sangat perlu untuk memahami dan memeriksa dengan seksama anggapan-anggapan yang digunakan, sebab dengan anggapan yang salah, sangat mungkin akan menghasilkan kesimpulan yang salah pula. Disinalah kita perlu untuk menetapkan atau memilih paradigma (berpikir) yang ingin digunakan. Sebagai gambaran, berikut ini beberapa kerangka berpikir yang lajim digunakan di masyarakat.

Paradigma status sosial

Paradigma ini memandang struktur sosial yang ada adalah hasil dari suatu proses yang wajar,alamiah, dan karena itu tidak perlu dipersoalkan. Perbedaan tingkat sosial dipandang sebagai akibat dari adanya perbedaan antar individu. Setiap orang harus berkembang sesuai dengan bakat dan pembawaannya. Oleh sebab itu, dalam melihat kemiskinan paradigma konservatif cenderung menyalahkan orang miskin (menyalahkan korban). Orang miskin dinilai bodoh, malas tidak punya motivasi berprestasi tinggi, tidak punya ketrampilan untuk menyelesaikan masalah kemiskinan, golongan konservatif umumnya bicara mengenai budaya dan mentalitas. Yani perlu perubahan mentalitas, dan perlunya si miskin memiliki motivasi untuk maju, untuk berkembang.

Paradigma liberal

Seperti halnya kaum konservatif, kaum liberal juga tidak mempersoalkan struktur sosial. Hanya saja perbedaannya adalah kaum liberal tidak menyalahkan korban (si miskin), melainkan menyalahkan ruang sosial yang teristorsi (rancu dan macet), sebagai akibat dari penyelenggaraan negara yang tidak benar. Kaum liberal percaya bila pasar dibiarkan berjalan dengan tanpa intervensi, maka akan sangat banyak membantu proses perbaikan keadaan. Pada sisi yang lain; kaum liberal menuntut agar segala bentuk pembatasan yang dilakukan negara, deskriminasi dan segala hal yang membuat individu tidak bisa berkembang dengan wajar, dihilangkan. Artinya, masalah kemiskinan dipandang sebagai masalah kesempatan (peluang). Apabila kesempatan berusaha terbuka, maka diyakini bahwa si miskin akan bisa mengatasi  masalahnya. Kaum liberal juga menganjurkan agar ada perbaikan yang seksama, sehingga si miskin memperoleh pelayanan dan kemudahan, agar bisa tumbuh secara baik dan mengatasi masalahnya.

Paradigma transformatif
Paradigma ini melihat konflik bukan sebagai masalah, justru melihat bahwa konflik merupakan energi untuk perubahan. Perubahan yang dimaksud dipandang tidak akan memberi banyak arti bila tidak menyentuh perubahan struktur sosial. Sebab struktur sosial yang timpang, dipandang sebagai sumber dari segala sumber masalah. Pemberian peluang atau kesempatan, tidak diperlukan, sebab yang lebih utama adalah gerak perubahan struktur, sebab itulah pemberian kesempatan yang sebenarnya.